Senin, 07 Juni 2010

WANTED : FAKHRY AZHAR

Read more...

Bahan Renungan


Dunia memang indah. Warna-warni alamnya teramat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hiasan-hiasannya bagaikan magnet yang mampu menarik siapa pun di sekelilingnya. Pesonanya bisa memukau mata manusia mana pun yang menatapnya dengan penuh harap. Mereka pun berkhayal, andai dunia tak pernah berpisah.

Kenikmatan yang berlimpah kadang bisa lebih berbahaya dari musibah terburuk apa pun. Seorang hamba Allah mungkin bisa bertahan dengan siksaan dan penjara. Tapi, belum tentu ia mulus dengan cobaan banyaknya harta. Berbahagialah hamba Allah yang kaya dan senantiasa bersyukur.

Ikhlas adalah dasar diterima atau tidaknya sebuah amal. Apalah arti sebuah prestasi jika Allah swt. tidak menganggapnya sebagai sebuah bakti. Mungkin, manusia bisa tertipu dengan hiasan-hiasan amal yang ditampilkan. Tapi, Allah Maha Tahu apa yang tersembunyi di balik hati seorang hamba. Sekecil apa pun.

Keanggunan hiasan dunia kadang membuat hati manusia tertipu, terpedaya. Buat siapa pun, termasuk hamba Allah yang giat beramal. Bahkan, seorang sahabat Rasul sekali pun. Kisah kurang amanahnya pasukan pemanah pimpinan Abu Ubaidah pada Perang Uhud memberikan pelajaran tersendiri. Mereka siap menempuh bahaya seganas apa pun. Tapi, tak sesiap itu ketika menatap lambaian ghanimah. Kenikmatan dunia memperdaya mereka, merontokkan komitmen mereka terhadap perintah Rasul: “Apa pun yang terjadi, kalian harus tetap di bukit ini!”

Tidak heran, jika Allah swt. mengajarkan Thalut untuk menguji kesetiaan pasukannya dengan sungai. Buat kondisi jazirah Arab yang panas, sungai merupakan perwujudan standar dari bentuk kenikmatan dunia: menggiurkan di saat dahaga, menyejukkan di saat panas terik membakar. Kalau pada takaran standar saja mereka rontok, apatah lagi dengan kenikmatan yang lebih besar. Dan peperangan yang akan mereka hadapi bukan sekadar menumbangkan Jalut, tapi mengendalikan diri dari hamparan kenikmatan yang dimiliki Jalut. Mampukah?

Amru bin Ash r.a. di saat menghadapi akhir hayatnya pun menyadari. Betapa ia yang pernah berjuang bersama Rasulullah saw., menghunus pedang untuk membantai musuh-musuh Islam dengan pengorbanan yang tidak kecil, pun akhirnya bisa terpedaya dengan nikmatnya kekuasaan. Sebuah bagian dari kenikmatan dunia yang belum seberapa.

Tidak ada yang mampu mengawasi jati diri seorang hamba kecuali Allah dan dirinya sendiri. Dirinyalah yang tahu, apakah niatnya masih lurus. Atau, sudah bergeser. Dan kelak, ia akan menuai amal yang pernah ia tanam. Bagus atau buruk.Biasakan untuk senantiasa memberi, bukan sebaliknya Manusia memang tak bisa lepas dari tarikan dunia. Karena, sebagian dirinya berasal dari unsur tanah yang berarti bagian dari wujud dunia. Ia butuh makan, minum, tempat tinggal, pasangan, keluarga, status sosial, dan sebagainya. Tinggal, bagaimana ia mengelola keakrabannya dengan dunia.

Orang yang akrab dengan sesuatu biasanya akan cinta. Dan cinta menjadikan seseorang sulit dipisahkan dengan yang dicintai. Karena itu, sebelum seseorang terlanjur mencintai dunia, ia harus melatih diri untuk secara rutin berpisah. Biar kecil, tapi rutin.

Di situlah mungkin, di antara hikmah Allah swt. mewajibkan infak buat orang-orang yang beriman. Tak ada keuntungan sedikit pun buat Allah. Karena, tak satu pun benda di alam ini melainkan dari-Nya. Semua manfaat itu akan kembali kepada manusia itu sendiri.

Sekilas, memberi terasa merugikan. Karena, ada bagian kepemilikannya yang dikorbankan buat orang lain. Tapi, justru di situlah seorang yang mudah memberi akan merasakan manfaat. Selain menyeimbangkan keakrabannya dengan dunia, memberi adalah bentuk investasi lain buat kepemilikan yang lebih berharga dari materi yang ia korbankan. Selain balasan dari Allah, ia akan mendapatkan nilai sosial lebih. Harga sosialnya akan semakin mahal, tanpa ia sadari.

Allah swt. berfirman, “Ada pun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al-Lail: 5-7)

Turunan dari memberi begitu banyak. Rasulullah saw. sering menganjurkan kita untuk bersedekah, memberi hadiah, menolong orang yang kesulitan dana, mengurus anak yatim, dan lain-lain. Karena itu, bersikaplah untuk senantiasa siap memberi buat orang lain. Bukan, berharap-harap apa yang mesti orang lain berikan kepada kita.

Jadilah seperti seorang penjual, bukan pembeli. Perbedaan mendasar antara seorang penjual dengan pembeli adalah sikap mental. Seorang penjual punya sikap pelayanan. Dan pembeli punya sikap memilih-milih, tidak merasa perlu. Apa pun yang dituntut pembeli, penjual akan menyesuaikan diri. Bahkan, ia harus siap dicela, dimarahi pembeli, tanpa memperlihatkan reaksi ketidaksukaan. Apalagi perlawanan. Dan, manajemen moderen membenarkan itu.

Begitu pun dalam beramal. Kehidupan seorang hamba Allah di dunia ini tak lain adalah seorang penjual. Dan Allahlah Si Pembeli. Pembeli bisa menentukan kriteria apa saja atas barang yang dibeli. Dan penjual wajib memenuhi, jika dagangannya mau terjual.

Allah swt. berfirman dalam surah At-Taubah ayat 111, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Alquran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

Tak ada satu penjual pun yang santai-santai saja menyambut tawaran harga tinggi dari seorang pembeli. Dan harga apalagi yang lebih tinggi dari surga yang penuh kenikmatan. Dan satu lagi. Tak ada penjual yang sedemikian cintanya dengan dagangannya sehingga ia tak akan pernah menjual. Teramat bodoh seorang penjual yang bersikap, “Biarlah saya tak untung, yang penting barang dagangan yang saya cintai tak terjual!” Saat itu, ia bukan lagi seorang penjual. Tapi, penikmat.

Seorang hamba Allah yang cerdas tak akan terpedaya dengan dunia. Seindah apa pun, ia tampil. Segemerlap apa pun dunia bersolek. Karena dalam pandangan Allah, dunia tak senilai saya nyamuk. Rasulullah saw. bersabda, “Andaikan dunia itu senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air dari dunia.” (HR. Tirmidzi)

Read more...

Sabun

Rabu, 12 Mei 2010


sabun adalah benda yang tidak asing lagi bagi kita bukan..
sabun kita gunakan ketika kita mandi,,
benda ini kita gunakan untuk membersihkan segala kotoran yang melekat pada tubuh kita..
sabun biasanya berbentuk batangan dan ada juga yang oval..

sabun terbuat dari minyak atau asam lemak yang di reaksikan dengan senyawa basa biasanya berupa natrium hidroksida (NaOH) ataupun kalium hidroksida (KOH), rekasi ini di lakukan pada suhu 80–100 °C .
melalui reaksi ini, lemak akan terhidrolisis oleh senyawa basa dan menghasilkan gliserin dan sabun mentah (sabun yang masih perlu di olah)..
reaksi ini dapat di tulis sebagai suatu persamaan di bawah

C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR


menurut saya sabun bisa membersihkan kotoran di tubuh kita karena sabun dapat mengemulsikan kotoran/minyak dengan air sehingga membentuk butiran-butiran yang lebih kecil atau sering di sebut "misel"..
misel yang polar akan berikatan dengan yang polar sedangkan misel yang nonpolar berikatan dengan yang nonpolar..
karena misel-misel tersebut sudah berkelompok jadi mudah larut dalam air dan terlepas dari tubuh kita sehngga ketika kita membasuh bilasan sabun di tubuh kita,,
maka kotoran itu akan terbawa oleh air...



Read more...

Kunjungan Ke Belawan

Jumat, 07 Mei 2010


Pada hari sabtu tanggal 1 mei 2010 kelompok ilmiah remaja (KIR) SMA Dharmawangsa mengadakan kunjungan ke Gabion, Belawan. Kami ke sana dalam rangka memperdalam bidang minat penelitian, jurnalistik dan produksi yang ada di KIR. Kami ke sana naik kereta api sri lelawangsa jurusan medan-belawan (RP 3000,00). Di kereta api semua anggota KIR bersenda gurau, bermain-main sambil berfoto-foto. tak terasa setengah jam sudah kami lalui bersama dan akhirnya sampai di tempat tujuan yaitu : stasiun belawan, sesampainya di sanakami langsung menyarter angkot untuk melanjutkan perjalanan ke Gabion. Saya sebagai anggota bidang minat penelitian pergi ke sana untuk melakukan riset penelitian di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI).
Di sana anggota KIR di bagi menjadi beberapa kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang. saya yang peda saat itu berkelompok dengan wulan dan agung siap untuk mengerjakan tugas kami. Kami bertiga berkeliling untuk mencari informasi. pertama kami ke tempat pembuatan ikan asin dan ikan teri yang sedang beristirahat dan saya berhasil mendapat sedikit informasi.Walaupun ikan teri dan ikan ikan asin rasanya sama-sama asin, ternyata proses pembuatannya berbeda, proses pembuatan ikan asin di awali dengan ikan yang di rebus lalu di rendam dengan garam selama satu malam dan akan lebih baik jika termos yang di gunakan untuk pembuatan ikan asin di tutup rapat-rapat oleh kain pembungkus dan di tutup oleh suatu benda bera di atasnya kemudian beru di jemor sampai kering. Sedangkan ikan teri lebih sederhana dari pembuatan ikan asin yaitu tidak perlu di rebus hanya di rendam oleh garam dalam waktu yang singkat kemudian langsung di jemur hingga kering.
Saya juga bertanya tentang jenis ikan yang biasanya di buat ikan asin, ikan-ikan itu adalah ikan gelama, cuacai, talang dan caro. penghasilan dalam membuat ikan asin ini tidak menetap sangat tergantung dengan kondisi cuaca. Apabila hari panas maka ikan yang di jemur akan cepat kering dan yang dpaat di jual akan semakin banyak. penghasilan pembuat ikan asin hanya berkisar antara Rp 20.000,00 sungguh tidak sebanding dengan pekerjaan yang melelahkan. tapi para pembuatikan asin ini senang jika hari sedang panas, karena mereka bisa cepat pulang dan penghasilan mereka pun bertambah dari yang biasanya.
Setelah itu saya juga sempat mendatangi nelayan yang baru pulang melaut, di sana saya melihat hasil tangkapan mereka berupa : ikan gembung, sokat, dereis, mata besar dan cumi-cumi pun ada.Ikan-ikan itu langsung di perjualbelikan kepada pedagang-pedagang ikan dan siap untuk di pasarkan di pasar terdekat. Setelah seharian melakukan penelitian kami pun pulang menggunakan kereta api sri lelawangsa yang sama.Hari yang menyenangkan karena bisa melihat pesona laut yang indah.

Read more...

"Terima kasih" dalam berbagai bahasa

Senin, 26 April 2010

Terima Kasih (Bahasa Indonesia)

Thank you (bahasa inggris)


arigatou gozaimasu (bahasa jepang)


danke (bahasa jerman)

merci (bahasa perancis)



xiexie (bahasa mandarin)


syukron Zajila (bahasa arab)


gracias (bahasa spanyol)


gamsa (bahasa korea)




Read more...

Tahukah kamu ???

Jumat, 09 April 2010

pengetahuan ini saya dapat berdasarkan buku yang pernah saya baca..
1.tahukah kamu ternyata jika seluruh pembuluh darah pada sistem peredaran darah manusia di gabung dan di jejerkan maka panjangnya hampir sama dengan keliling bumi kita.
2.tahukah kamu ternyata tubuh kita menyusut 1 cm ketika kita tidur di malam hari dan akan kembali seperti semula saat pagi hari karena peristiwa ini terjadi akibat tulang belakang kita menahan beban tubuh kita saat tidur.
3.tahukah kamu ternyata jika kita bisa membuat suatu teknologi yang menyamai kecepatan cahaya maka memungkinkan kita untuk melakukan perjalanan waktu.
4.tahukah kamu ternyata Ketika kita baru lahir, kita memiliki 300 tulang. Seiring dengan bertambah besar, beberapa dari tulang ini mulai menyatu. Dan hasilnya Orang dewasa memiliki hanya memiliki 206 tulang.
5.tahukah kamu ternyata Sarapan Pagi sangat penting karena tubuh sangat memerlukan energi sebab energi sudah berkurang saat memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan juga pada pagi hari Metabolisme bekerja 20 %lebih cepat dan secara bertahap makin menurun hingga malam.

semoga bermanfaat..

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger template Leaving by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP